biaya pondok pesantren al anwar sarang rembang

PEMBELAJARANFIQIH BERBASIS MASALAH MELALUI KEGIATAN MUSYAWARAH DI PONDOK PESANTREN AL-ANWAR SARANG REMBANG 22. 0. 0. SEJARAH ARSITEKTUR JEPANG. Atap adalah fitur dominan arsitektur tradisional Jepang 22. 13. 1. PondokPesantren Al Anwar 02 berlokasi di Dukuh Gondanrojo, Desa Kalipang, Kec. Sarang, Kab. Rembang, Prov. Jawa Tengah. Dari pondok yang awalnya hanya bangunan sederhana, kini semakin tahun mengalami perkembangan yang cukup pesat dari segi kuantitas santri maupun kualitas. Pendidikan Ulil belajar di Madrasah Mathali'ul Falah, Kajen, Pati, Jawa Tengah pimpinan KH. M. Ahmad Sahal Mahfudz 1994‑1999).Beliau pernah menjadi santri di pesantren Mansajul 'Ulum, Cebolek, Kajen, Pati, serta Pondok Pesantren Al-Anwar, Sarang, Rembang.Kemudian belajar di Fakulti Syariah LIPIA (Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab) Jakarta, dan di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara. WARTAKOTALIVECOM, JAKARTA - Silaturahmi Masyayikh dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berlangsung di Pondok Pesantren Al Anwar, Kecamatan Sarang, Kabupaten Rembang pada Rabu (19/7). Evay Vay Tiền. Berada di wilayah pantura Jawa Tengah, Rembang terkenal dengan ulama sepuh yang sangat kharismatik yaitu KH. Maimoen Zubair. Beliau termasuk sosok yang ikut mempengaruhi tumbuhnya pesantren di Rembang hingga terkenal sampai ke luar wilayah kabupaten Rembang sering dikatakan mirip dengan Pasuruan, Jawa Timur yang mempunyai banyak pondok pesantren klasik. Perkembangan pondok pesantren di Rembang tentunya tidak terlepas dari dakwah Wali Songo yang memang dimulai dari daerah pesisir perkembangannya bahkan ada ponpes di Rembang yang mewakili toleransi antar umat beragama karena berdiri dekat dengan wilayah Pecinan. Dengan sistem pendidikan yang variatif maka pondok pesantren di wilayah Rembang mampu menjadi yang Pesantren Kauman LasemPesantren Al Hidayat LasemPesantren Al Quran Pondok Pesantren AlhamdulilahPesantren Al-Anwar SarangRaudhatul TalibinMa’hadul Ulum Asy Syariah MUS SarangPondok Pesantren Kauman LasemInilah ponpes yang menjadi simbol toleransi karena lokasinya berada tidak jauh dari Pecinan. Penghuni Pecinan notabene adalah orang keturunan Tionghoa dan bukan muslim. Oleh sebab itu para santri di ponpes Kauman Lasem selalu diajarkan untuk mengembangkan sikap pesantren di daerah Rembang dengan keunikan berbeda ini dipimpin oleh KH. M Zaim Ahmad Ma’shoem atau akrab dipanggil Gus Zaim. Beliau mengatakan bahwa pondok pesantren yang sekarang dikenal masyarakat tersebut dulunya adalah bangunan dengan arsitektur tersebut sudah berdiri sejak tahun 1880 lalu pada tahun 2001 Gus Zaim membelinya untuk dipergunakan sebagai pondok pesantren. Sehingga kini, santri ponpes sudah terbiasa hidup berbagi dengan masyarakat dari berbagai etnis seperti Tionghoa, Jawa dan keturunan multikultural terlihat dari gapura yang didesain dengan perpaduan arsitektur Jawa dan Cina. Sistem pendidikan formalnya terdiri dari MA dan Kampus STAISA sedangkan non formal ada Madin Al Qawmaniyaah dan TPQ Al Mahbong, Karangturi, Kecamatan Lasem, RembangBaca Rekomendasi Pesantren Terbaik di BatangPesantren Al Hidayat LasemMasih di wilayah Lasem terdapat juga pondok pesantren di Rembang terbaik yaitu Al Hidayat. Tidak jauh berbeda dengan ponpes Kauman Lasem Anda juga akan melihat adanya desain arsitektur khas Tiongkok atau Cina di pesantren bahwa Al Hidayat termasuk pesantren yang pertama berdiri di Rembang sehingga dikatakan sebagai pioneer. Tidak mengherankan kalau kemudian sejak tahun 1916 Al Hidayat telah menjadi pesantren rujukan bagi ponpes lainnya di wilayah Jawa pendidikan yang diterapkan kepada para santri lebih bersifat klasik dengan fokus pada sorogan dan bandongan. Keklasikan tersebut juga bisa dilihat dari program pendidikannya yang menitikberatkan pada pendalaman kitab kuning, fiqih dan juga santri di Al Hidayat Lasem, Rembang tersebut ada lebih dari 1500 orang yang sudah melahirkan banyak alim Jalan Gambiran Nomor 42, Lordalam, Soditan, Lasem, RembangNomor Telepon 0823-2351-6414Baca Rekomendasi Pesantren Terbaik di BloraPesantren Al Quran Pondok pesantren terkenal di Rembang ini memang populer berkat nama besar pengasuhnya yaitu Gus Baha. Dinamakan Pesantren Al Quran karena memang program pengajarannya lebih mementingkan kajian kitab umat muslim sistem pendidikan yang diterapkan itulah pesantren ini dikenal sebagai pesantren terbaik di Rembang dalam hal pendidikan Al Quran. Itu karena memang Gus Baha dikenal sebagai seorang ulama yang mempunyai kedalaman ilmu tentang kajian Al pesantren Al Quran berada di Narukan, Kragan, Kabupaten Rembang, Jawa Rekomendasi Pesantren Terbaik di JeparaPondok Pesantren AlhamdulilahPesantren di Rembang yang berikutnya memiliki nama yang sangat singkat yaitu Alhamdulilah. Konon nama tersebut diberikan karena pendirinya yaitu KH Ahmad Syahid bin Solihun senang sekali mengucapkan “Alhamdulillah”.Pesantren Alhamdulillah dibangun dengan dua lokasi. Sebelah barat rumah kyai adalah untuk santri putra dan sebelah timur ndalem rumah kyai dikhususkan santri putri. Kelebihannya yaitu para santri bukan hanya diberikan pendidikan agama saja tetapi juga ilmu wirausaha didukung dengan disediakannya berbagai kegiatan usaha serta pelatihan keterampilan. contohnya seperti peternakan, budidaya jamur, pembuatan tahu, menjahit, konveksi dan lain ternama di Rembang ini alamatnya yaitu Jalan Rembang-Blora Desa Kemadu, Kecamatan Sulang, Kabupaten Rekomendasi Pesantren Terbaik di TemanggungPesantren Al-Anwar SarangPesantren terkenal di Kabupaten Rembang selanjutnya adalah Al-Anwar yang berada di wilayah Sarang. Al-Anwar merupakan pondok pesantren yang didirikan oleh salah satu ulama besar Rembang KH. Maimoen nama beliau sebagai ulama dan kyai membuat pesantren Al-Anwar banyak dikenal orang dari lokal Rembang maupun luar kota. Program pendidikan di ponpes Al-Anwar Rembang terdiri dari 10 jenjang dengan metode pengajaran juga cukup terjangkau hanyalah sekitar puluhan ribu rupiah saja tidak sampai ratusan bahkan jutaan rupiah setiap bulannya. Sangat jauh berbeda dengan biaya pendidikan di pesantren-pesantren modern saat iniBiaya murah dan nama besar Mbah Maimoen membuat pesantren ini mempunyai jumlah santri hingga 2000 orang yang berasal dari berbagai Pesantren Al-Anwar berada di Desa Karangmangu, Kabupaten Rembang dan nomor teleponnya 0356 TalibinSeiring dengan semakin dikenalnya nama KH Bisri Musthafa maka pondok pesantren di Rembang Jawa Tengah ini juga makin dicari. Ya, KH Bisri Musthafa atau lebih dikenal sebagai Gus Mus memang tidak asing dalam karya-karya tulis dan Mus merupakan pendiri dari Raudhatul Talibin Remban. Pesantren ini metode pengajarannya dengan Bandongan dan Sorogan. Artinya, para santri akan diajarkan untuk membahas suatu kitab di bawah bimbingan Talibin juga mempunyai program pendidikan formal berupa Madrasah Ibtidaiyah MI dan lainnya. Pengasuhnya adalah KH. Cholil Bisri dan KH Mustofa Bisri dengan manajemen yaitu PP Raudhatul ini Raudhatul Talibin sudah sangat berkembang dengan mempunyai sebuah yayasan yang diberi nama Al Ibriz. Materi yang diajarkan terdiri dariTauhidtafsir Quranfiqhusul fiqhhadisttasawufnahwu dan pesantren Raudhatul Talibin berada di daerah Lateh, Kabupaten Ulum Asy Syariah MUS SarangDengan jumlah santri sekitar 1200 orang pesantren di Rembang ini bisa dikatakan salah satu yang terbaik. Sama-sama berlokasi di Sarang, Rembang sistem pendidikannya juga tidak jauh beda dengan pesantren pendidikan dimulai dari tingkat Tarbiyatul Athfal sampai dengan usia dewasa yaitu setingkat SMA. Sedangkan jumlah santri putra 800 orang dan putri 400 orang. Adapun pengasuh pondok pesantren MUS Sarang adalah KH. Abdurrochim namanya pesantren MUS berada di daerah Sarang, Kabupaten Jalan Raya Pantura 001 Karangmangu, Sarang, Nur Lasem[8] Lasem memang daerah di Rembang yang mempunyai banyak pondok pesantren salah satunya adalah An Nur. Sistem pendidikannya klasik sebagaimana kebanyakan pesantren di Rembang. Pengasuhnya adalah Gus Qayyim yang memang dikenal memiliki karisma selalu menekankan bahwa kyai ada banyak begitu juga pesantren namun yang memiliki karakter tidaklah banyak. Nyatanya pesantren An Nur yang berada satu lokasi dengan pesantren Al Hidayat Lasem ini kini mempunyai banyak santri bahkan mencapai Bayanan, Soditan, Lasem, beberapa pesantren di Rembang yang dapat dikatakan sebagai yang terbaik baik dari program pengajarannya, pengasuhnya dan lain-lain. Menempuh pendidikan di pesantren bukan hanya memperkaya ilmu pengetahuan tetapi juga memperdalam agama. Pesantren terbaik di Rembang cukup banyak. Hal ini karena Rembang dikenal sebagai kota layaknya pasuruan, di mana banyak pesantren klasik yang ada di wilayah tersebut. Terutama karena wilayah pantura, di mana dulu Wali Songo memulai dakwahnya di wilayah pesisir. Pesantren terbaik di Rembang yang kami nilai berdasarkan proses pendidikan, sistem pesantren, alumni, juga berdasarkan kepopuleran yang beredar di masyarakat dan internet. Inilah lima pesantren terbaik di Rembang berdasarkan review Al Anwar, SarangRaudhatut Talibin, LatehAl Quran, Hidayat, LasemMa’hadul Ulum Asy Syariyah MUS, SarangPesantren An Nur, Lasem Al Anwar, Sarang Nama pesantren ini melambung dengan sering munculnya Mbah Maimun Zubair di kancah perpolitikan plus juga pengaruhnya yang cukup besar. Mbah Maimun memang sesepuh di pesantren yang dikenal dengan pendidikan klasik. Letaknya di Sarang, oleh sebab itu pondok ini sering disebut dengan pesantren Sarang, Rembang. Hampir semua tokoh nasional jika ingin masuk Jawa Tengah, selalu sowan ke pesantren ini. Calon presiden Jokowi dan Prabowo pun berkunjung ke pesantren ini. Yang istimewa dari pesantren ini adalah pendidikan dengan pola klasik yang biayanya cukup murah. Bayangkan untuk satu bulan biayanya hanya puluhan ribu rupiah saja. Sangat berbeda dengan pesantren-pesantren modern yang berbiaya hingga jutaan. Oleh sebab itu pesantren dengan santri berjumlah dua ribuan lebih ini tidak ragu kami masukkan sebagai salah satu pesantren terbaik di Rembang. Raudhatut Talibin, Lateh Anda mungkin sedikit asing mendengar nama pesantren Raudhatut Thalibin. Tapi Anda pasti tidak asing dengan seorang Gus Mus. Ya, pesantren ini sebenarnya lebih dikenal dengan pesantren Rembang Bisri Musthafa, pendiri dari pesantren tersebut. Namun demikian di era modern, pesantren ini justru namanya populer seiring naiknya popularitas Gus Mus terutama dengan karya tulisnya dalam bidang sastra. Anak pendiri pesantren Raudhatut Thalibin ini memang dikenal memiliki sair-sair menawan. Salah satu yang kami suka adalah negeri amplop. Pola pendidikan di pesantren Gus Mus ini adalah pola klasikal dengan model Bandongan dan Sorogan. Yaitu mengaji besar, dengan dipandu satu kyai yang membahas sebuah kitab. Namun demikian pola madrasah juga berkembang di pesantren ini dengan baik. Madrasah ibtidaiyah dll. Oleh sebab itu kami masukkan pesantren ini sebagai pesantren terbaik di Rembang. Al Quran, Kragan. Seperti umumnya pesantren di Rembang, pondok pesantren yang nomor tiga ini juga lebih dikenal karena pengasuh pesantrennya, Gus Baha’. Pondok pesantren al Quran, karena lebih banyak kajian Quran ini terletak di Narukan, Kragan. Pesantren ini adalah wujud dari cinta terhadap al Quran. Gus Baha’ dikenal sebagai seorang alim ulama yang memiliki kedalaman ilmu al Quran, namun beliau justru tidak mashur. Lebih senang dalam kajian keilmuan. Oleh sebab itu pesantren ini adalah pesantren terbaik dalam pendidikan Al Quran. sumber antara Al Hidayat, Lasem Nama Lasem adalah nama daerah. Lebih mashur dari nama pesantren Al Hidayat. Lasem juga dikenal sebagai sebuah daerah dengan komplek banyak pesantren. Al Hidayat adalah salah satu pionirnya. Berdiri sejak 1916, pesantren ini menjadi salah satu pesantren rujukan di Jawa Tengah. Sistem pendidikan yang ada di dalamnya klasik, khas sorogan dan bandongan. Pendidikannya pun bermodel ngaji kitab kuning dengan pendalaman alfiah, kitab fiqh, dan aqidah. Oleh sebab itu dari sini pula lahir banyak alim ulama. Saat ini ada sekitar 1500-an santri. Ada yang unik di pesantren Lasem. Karena pesantren ini dikenal sebagai salah satu tempat awal datangnya etnis China, maka disain pondok seperti kota pecinan, warna merah sangat dominan di pesantren ini. Yang dijunjung terutama adalah toleransi antar etnis. Cukup unik jika melihat dan berkeliling di dalamnya. Oleh sebab itu kami masukkan ke dalam salah satu pesantren terbaik di Rembang. Ma’hadul Ulum Asy Syariyah MUS, Sarang Pesantren ini memiliki santri berjumlah Di Bawah asuhan KH. Abdurrochim Ahmad. Pesantren ini tidak jauh dari Al Anwar dan memiliki jenjang pendidikan dari Tarbiyatul Athfal hingga dewasa. Bahkan santri putri berjumlah 400-an. Namun demikian, sayangnya tidak banyak berhasil kami gali informasi mendalam tentang pendidikan di pesantren ini. Akan tetapi kami tidak mengesampingkan bahwa MUS adalah salah satu yang terbaik di Rembang. Pesantren An Nur, Lasem Pesantren An Nur memiliki tempat yang sama dengan pesantren Al Hidayat, Lasem. Pesantren ini dikenal dengan karakter mirip dengan pesantren-pesantren klasik lainnya di wilayah Rembang. Namun karismatik Gus Qayyim cukup kuat. Terlebih adalah cucu Mbah Cholil, salah satu yang berperan dalam berdirinya Nahdhatul Ulama. Gus Qayyim dikenal sebagai seorang Kyai yang memperhatikan karakter. Beliau menyampaikan, orang berilmu cukup banyak, kyai punya pesantren cukup banyak, tapi yang berkarakter tidak banyak. Pesantren ini pada akhirnya memiliki santri ribuan. Gus Qoyyim memberikan pengajian Inilah beberapa pesantren terbaik di Rembang, yang bisa dijadikan tempat mengemban ilmu dan pendidikan terutama dalam aspek pendidikan Islam dengan model klasik. Jika ada kesalahan, atau tambahan informasi bisa ditulis di kolom komentar untuk kami revisi. Post Views Sebelum sinar matahari memerahkan cakrawala timur, lantunan ayat-ayat suci Al-Quran berkumandang di seantero kompleks. Hanya azan dubuh yang mampu menyenyapkan kumandang Al-Quran itu. Dilanjutkan dengan salat berjamaah yang diikuti ribuan santri. Itulah suasana sehari-hari di Pondok Pesantren Ponpes Al-Anwar, Sarang, Rembang, Jawa Tengah. Usai menuaikan salat subuh, santri bersiap-siap mengikuti pendidikan. Begitu matahari timbul di ufuk timur, ribuan santri menyebar menuju madrasah. Sebagian memenuhi ruang untuk muhadharah kuliah umum. Yang lainnya menghafal pelajaran. Bagi para santri, waktu 24 jam terisi penuh, tiada jeda sejengkal pun. Siang sampai sore, tidak ada waktu yang kosong. Itulah kehidupan Ponpes Al-Anwar yang berada di Kampung Karangmangu, Sarang, Rembang. Al-Anwar didirikan KH Maimoen Zubair pada 1967. Pondok ini pada mulanya adalah sebuah kelompok pengajian yang dirintis KH Ahmad Syuaib dan KH Zubair Dahlan. Kelompok pengajian itu pada awalnya dilaksanakan di mushala. Pada perkembangan selanjutnya, kedua perintis tersebut mendirikan tiga kompleks bangunan, yaitu kompleks A, B, dan C. Kompleks B dikembangkan KH Abdul Rochim Ahmad menjadi Ponpes Ma’hadul Ulumis Syar’iyah. Sedangkan KH Maimoen Zubair –akrab dipanggil Mbah Moen, putra KH Zubair Dahlan– mengembangkan kompleks A menjadi Ponpes Al-Anwar. Latar belakang berdirinya pondok itu, disamping untuk melanjutkan kegiatan pengajian, juga untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar, yang umumnya berpenghasilan rendah sebagai nelayan. Mbah Moen termotivasi mengembangkan pesantren karena kondisi masyarakat yang belum rutin menunaikan salat lima waktu dan minimnya kemampuan mereka membaca Al-Quran. Lambat laun, masyarakat menunjukkan perubahan. Mereka mulai sering pergi ke musala untuk mengikuti segala kegiatan yang dilaksanakan di sana, mulai salat berjamaah hingga dzibaiyyah puji-pujian kepada Rasulullah, yang dilakukan setiap malam Jumat. Ada anak-anak mereka yang akhirnya mulai menetap di musala. Semula, tidak banyak santri yang mengaji. ”Pada waktu itu, cuma ada belasan santri,” kata Ahmad Safaruddin, pengurus Ponpes Al-Anwar. Sehingga ruang di musala menjadi serbaguna tempat salat berjamaah, menginap, dan mengaji kitab salaf. Mbah Moen sangat anti pada sebutan kitab kuning. Sebab menyebut kitab salaf dengan kitab kuning adalah sebuah penghinaan. Para santri lantas menyebut mushala itu sebagai Pohama, Pondok Haji Maimoen. Empat tahun kemudian, musala itu tak mampu lagi menampung jumlah santri. Renovasi pun dilakukan dengan menambah bangunan di atas mushala, yang dinamakam Khos Darussalam. Juga dibangun sebuah kantor di selatan kediaman Mbah Moen atau Ndalem Syaikhina. Pada saat itu, Pohama bersalin nama menjadi Al-Anwar. Tahun 1973, dibangun lagi Khos Darunna’im. Pada 1975, dibangun Khos Nurul Huda, dan tahun 1980 didirikan Khos AF. Ada lagi bangunan lima lantai sebagai gedung serbaguna yang diresmikan Wakil Presiden Hamzah Haz pada 2004. Tahun 2005, dibangunlah Ruwaq Daruttauhid Ponpes Al-Anwar sebagai tempat pertemuan multaqo alumni Sayyid Muhammad Alawy al-Maliki Makkah al-Mukarromah. Hingga tahun 2009, Ponpes Putri Al-Anwar mengalami perkembangan pesat dengan 500 santri yang menetap dan dengan fasilitas 29 kamar, perpustakaan, serta enam auditorium. Dengan model pembangunan secara bertahap, Al-Anwar menjadi pesantren yang menyatu dengan rumah penduduk di kampung. ”Orang luar tak bisa membedakan mana santri, mana orang kampung kalau mereka sama-sama bersarung,” kata Safaruddin. Pada 2007, jumlah santri Al-Anwar mencapai lebih dari orang. Mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia, baik Jawa maupun luar Jawa, seperti Kalimantan, Sulawesi, Lampung, bahkan Papua. Juga dari berbagai latar belakang pendidikan, mulai SD/MI, SLTP, SLTA, sampai sarjana. Pada 1995, KH M. Najih Maimoen, putra Mbah Moen, yang juga alumni pesantren Abuya Sayyid Muhammad Alawy Makkah al-Mukarromah, merintis pendirian Khos Darussohihain di bawah pengawasan Abuya Sayyid Muhammad Alawy al-Maliky. Juga didirikan khos sebagai wadah bagi santri-santri putri yang ingin menghafal Al-Quran pada 1996 di bawah asuhan Nyai Hj. Mutamimah Najih Maimoen. Kini menyebut Pesantren Sarang pasti merujuk pada Pesantren Al-Anwar. Sistem pendidikan yang diterapkan di Pesantren Al-Anwar adalah sistem salafiyah, di mana para santri wajib mengikuti pengajian masyaseh atau ustad, dengan pendekatan sistem bandongan bersama-sama maupun sorogan individual. Santri juga diharuskan mengikuti pendidikan muhadharah atau madrasah ghozaliyyah sampai tingkat aliyah. Kemudian melanjutkan ke Ma’had Aly selama dua tahun. Ma’had Aly adalah model pendidikan tinggi keislaman, yang secara khusus mengkaji khazanah keislaman klasik yang diperkaya dengan materi keilmuan kontemporer. Dengan model pendidikan yang diterapkan itu, lulusan Al-Anwar bisa melanjutkan ke Al-Azhar tanpa tes. ”Setiap tahun, ada santri Al-Anwar yang melanjutkan belajar ke Al-Azhar,” kata Safaruddin. Pendidikan muhadharah ditempuh secara berjenjang dalam enam tingkatan. Tingkatan inilah yang dipakai sebagai ukuran penguasaan santri atas materi yang bakal diberikan Mbah Moen saat membahas kitab di pesantren. Calon santri yang masuk pesantren diuji kemampuannnya, untuk kemudian ditentukan pada tingkat berapa dia mesti memulai. ”Ini terkait dengan kelas-kelas pengajian di pesantren,” tutur Safaruddin. Sedangkan madrasah ghozaliah, menurut Safaruddin, tidak terkait dengan pesantren, meski yang mengasuh dan memberikan pelajaran juga pengasuh pesantren. Materi pelajaran yang diberikan pun mengikuti apa yang diberikan di pesantren, yang semuanya adalah pengkajian kitab-kitab salaf. Menurut Mbah Moen, pesantrennya memang akan tetap mempertahankan model salafiyah. ”Sistem yang dijalankan sejak dulu memang tidak akan kami ubah-ubah,” Mbah Moen menegaskan. Dengan model salafiyah, menurut Mbah Moen, materi yang diajarkan bisa dirunut seperti rantai yang sambung-sinambung dari siapa ke siapa hal itu disampaikan. Soal ilmu, kata Mbah Moen, ada yang disebut naqli dan aqli. Yang bersifat aqli memang bisa berkembang, sedangkan yang naqli, menurut dia, adalah buah dari ijtihad. Hadis adalah soal tradisi Islam yang setiap negara punya syakaffah atau budaya yang cocok dengan kebiasaan setempat. ”Karena itulah, pengajaran salafiyah akan selalu dipertahankan,” katanya. Meskipun demikian, Mbah Moen tidak mengelak dari perkembangan zaman. Sehubungan dengan hal itu, kendati secara tegas bakal mempertahankan nilai-nilai salaf, Al-Anwar juga mendirikan lembaga pendidikan formal di bawah naungan Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama NU yang setingkat dengan SD, SLTP, dan SLTA, yaitu Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsayafiyah, dan Madrasah Aliyah Al-Nawar. Ini bukan cuma untuk mempelajari ilmu umum, melainkan juga memasukkan pelajaran salaf guna memberikan bekal keseimbangan antara iman dan takwa serta ilmu pengetahuan. ”Dengan begitu, tujuan akhir dunia-akhirat dapat tercapai,” kata Mbah Moen. Kegiatan lain yang juga harus diikuti santri adalah mudzakaroh. Mudzakaroh merupakan bentuk pembahasan secara mendalam pada kitab yang dikaji. Juga penerapannya pada permasalahan yang ada. Yakni meliputi mudzakaroh Fatchul Qorib, Fatchul Mu’in, Ibnu Aqil, Aljauharul Maknun, dan lain-lain. Masih banyak pula kegiatan lainnya. Ponpes Al-Anwar berkembang menjadi dua. Ponpes Al-Anwar I khusus bagi santri yang ingin mendalami ilmu-ilmu agama secara murni. Ponpes Al-Anwar II sebagai wadah bagi santri yang ingin mempelajari sains dan teknologi berbasiskan ilmu agama. Ponpes Al-Anwar I terletak di Desa Karangmangu, Sarang, Rembang. Ponpes Al-Anwar II terletak di Dusun Kalipang Gondangrejo, Sarang, Rembang. Keduanya terpisah sejauh tiga kilometer. Di bawah naungan Lembaga Pendidikan Ma’arif NU, Ponpes Al-Anwar juga mendirikan pendidikan formal, yakni Madrasah Tsanawiyah MTs Al-Anwar, sejak 15 September 2003. Tujuannya tidak hanya untuk mempelajari ilmu-ilmu umum, melainkan juga ilmu agama. Termasuk pelajaran salaf guna memberikan bekal para muridnya untuk memperoleh keseimbangan iman dan takwa dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga kebahagiaan dunia-akhirat dapat dicapai. Pada 2006, MTs Al-Anwar meluluskan 121 siswa. Saat ini, MTs Al-Anwar memiliki 247 siswa dari kelas I sampai kelas III. Pada 21 September 2006, Ponpes Al-Anwar juga membuka Madrasah Aliyah Al-Anwar. Pada tahun pertama, jumlah siswanya 74 orang, terbagi menjadi dua kelas, yaitu kelas putra 45 siswa dan kelas putri 29 siswi. Untuk menunjang kebutuhan di Ponpes Al-Anwar II, anak didik diberi pembekalan penunjang keterampilan. Antara lain pendidikan dan keterampilan otomotif, yang bekerja sama dengan tenaga terampil di bidangnya. Pembangunan sarana pelatihan otomotif ini ditempatkan di Desa Kalipang, berdekatan dengan Ponpes Al-Anwar II. Sumber Majalah Gatra Edisi 45 / XV 23 Sep 2009 Gambar & Tentang Admin Dipanggil Amix oleh keluarga dan teman-temannya. Pendiri sekaligus Admin Komunitas Blogger Rembang. Cuman iso copy paste terus edit-edit sithik kanggo Rembang. View all posts by Admin → Blog Twitter Facebook Pondok Pesanten Al Anwar 02 didirikan oleh KH Maemoen Zubair pada 30 Juli 2006 / 6 Rojab 1427 H dan diresmikan pada 7 Maret 2009 oleh Prof. H Muhammad Nuh, DEA yang pada saat itu menjabat sebagai menteri Informasi dan Komunikasi RI. Halaman Pondok Pesantren Al Anwar 02 Dulunya ketika masih awal berdiri Pondok Pesantren Al Anwar 02 masih menjadi bagian dari Lembaga Al Anwar 01 yang diasuh oleh KH Maimoen Zubair. Meskipun masih menjadi bagian dari Al Anwar 1, Al Anwar 02 memiliki perbedaan meskipun tidak kontras dari Al Anwar 01, yakni pelajaran yang diajarkan dikombinasikan dengan pelajaran – pelajaran umum berbasis kurikulum dari Kementerian Agama. Saat ini Pondok Pesantren Al Anwar 02 sudah menjadi bagian dari Yayasan Al Anwar 02 dimana didalamnya terdapat MI, MTs, MA & PP Al Anwar 02 yang di asuh langsung oleh putra pertama Syaikhina KH. Maimoen Zubair yaitu KH. Abdullah Ubab MZ. Pondok Pesantren Al Anwar 02 berlokasi di Dukuh Gondanrojo, Desa Kalipang, Kec. Sarang, Kab. Rembang, Prov. Jawa Tengah. Dari pondok yang awalnya hanya bangunan sederhana, kini semakin tahun mengalami perkembangan yang cukup pesat dari segi kuantitas santri maupun kualitas.

biaya pondok pesantren al anwar sarang rembang